Sabtu, 10 November 2012

Lokakarya Kemitraan Polri dengan Masyarakat

"Membangun Karakter Generasi Muda Melalui Budaya Patuh Hukum Guna Memperkokoh Pilar Kebangsaan"
Walaupun peringatan momen besar dalam sejarah bangsa dan negara kita ini yaitu sumpah pemuda sudah lewat beberapa minggu yang lalu, namun kiranya semangat sempah pemuda tetap kita jaga. Dalam rangka sumpah pemuda itu juga, POLRI, khususnya DITBINMAS POLDA DIY menyelenggarakan lokakarya kemitraan polri dengan masyarakat pada tanggal 16 Oktober lalu. Mengusung tema pemuda masa lalu dan kini, lokakarya ini bertajuk "Membangun Karakter Generasi Muda Melalui Budaya Patuh Hukum Guna Memperkokoh Pilar Kebangsaan."

Anggota SATMABHARA sebelum lokakarya dimulai.
Lokakarya ini diikuti oleh banyak tamu undangan dari banyak elemen masyarakat, namun tentunya mayoritas undangan yaitu adalah pemuda. SATMABHARA sebagai salah satu mitra POLRI dalam tugas menciptakan dan membina keamanan dan ketertiban masyarakat ikut diundang dalam acara ini. Berjumlah empat anggota yang datang kami sedikit bisa berbangga karena selain SATMABHARA, undangan hanya berlaku untuk dua orang saja. Ditemani IPDA Sri Astuti yang kemudian bergabung dengan kami dalam satu meja, kami pun mengikuti acara lokakarya ini dengan seksama.

Acara yang diselenggarakan di Graha Sarina Vidi ini dibagi menjadi dua sesi dengan dua pembicara. Pembicara pertama yaitu adalah Muhammad Najib Azca dengan judul "Transformasi Pemuda Nusantara: Antara 'toksik', 'tonik' & 'agensi'!". Sesi kedua diisi oleh Dr. Rahmat Hidayat dengan judul "Pengembangan Karakter dengan Pendekatan Psikologi Perkembangan dan Ekologi Sosial". 

Dr. Rahmat Hidayat sedang mengisi sesi kedua.
Pada sesi pertama pembicara memaparkan mengapa pemuda itu penting dan dua paradoks pemuda saat ini yaitu pemuda sebagai 'toksik' (penyakit) sekaligus sebagai 'tonik' (kekuatan). Keduanya mengandung kebenaran sekaligus mengandung distorsi. Lebih lanjut pembicara memaparkan dengan lebih rinci mengenai pemuda sebagai toksik, tonik dan agensi. Secara umum memang pemuda seringkali menjadi sumber penyakit dan problem sosial serta sebagai sumber kekuatan destruktif di masyarakat, inilah yang dianggap pemuda sebagai toksik bagi pembicara. Kemudian disamping itu pemuda juga sebagai sumber kekuatan perubahan dan pembaharuan di masyarakat sekaligus sebagai kekuatan milenaris atau dengan kata lain sebagai "ratu adil" yang akan membawa tatanan baru yng membawa kebaikan, keadilan dan kesejahteraan semesta, inilah yang dianggap oleh pembicara yaitu pemuda sebagai tonik. Terakhir pembicara memaparkan pemuda sebagai agensi yaitu pemuda sebagai aktor sosial yang slalu berada dalam 'ketegangan' dengan kondisi, proses dan struktur sosialdi sekitarnya. Selain itu sebagai aktor sosial yang mencoba mengatasi kungkungan dan menjawab tantangan sosial yang melingkunginya degan menggunakan energi personal dan sosial yang dimiliki untuk mencapai cita-cita dan imajinasi personal/kolektif mereka.

Pada akhir pemaparannya, pembicara menyampaikan dua hal mengenai transformasi pemuda. Dengan adanya tiga fenomena tadi, kita semua harus berusaha untuk meminimalisasi potensi/destruktif pemuda, memaksimalisasi potensi tonik/konstruktif pemuda dan menggali serta mengoptimalisasi kapasitas agensi pemuda.

Suasana Lokakarya
Sesi kedua yang diisi oleh Dr. Rahmat Hidayat diawali dengan membandingkan keadaan pemuda Indonesia masa lalu dan saat ini. Dimana seperti yang kita ketahui bahwa pemuda masa lalu selalu disibukkan dengan usaha-usaha mewujudkan kemerdekaan Indonesia dibandingkan dengan pemuda saat ini yang lebih banyak kabar miringnya. Selanjutnya pembicara menunjukkan data penelitian mengenai keadaan psikologis pemuda seperti data mengenai kepuasan hidup pemuda, malah psikososial, kesehatan mental dan masih banyak lagi. Data-data tersebut sebagai acuan mengapa banyak sekali permasalahan terkait dengan pemuda sebagai toksik/racun.

Setelah sesi kedua berakhir, dibukalah sesi tanya jawab. Beberapa penanya pun sempat mengkritisi acara pada siang itu. Satu dari penanya sangat menyayangkan bahwa pembicara tidak ada yang mewakili dari seorang pemuda sedangkan judul dari lokakarya siang itu langsung menyoroti mengenai karakter pemuda. Namun terlepas dari kelebihan dan kekurangan dari lokakarya ini, patut diacungi jempol bahwa POLRI dapat menunjujjkan kepeduliannya pada karakter pemuda saat ini. Selain itu sangat penting menyuarakan suatu langkah untuk memperbaiki keadaan bangsa ini dengan ikut serta berpartisipasi membentuk atau menjadi pemuda yang berkarakter patuh hukum.
Corry Serong in Action !!

Oh iya sebelum admin menutup artkel ini, salah satu anggota SATMABHARA sempat unjuk gigi menghibur tamu undangan dengan suara emasnya. Yaitu adalah BRIMTU Corry Serong menyanyikan sebuah lagu "Karena Cinta" dalam sela istirahat saat itu.

3 komentar:

Tinggalkan pesan yang bersifat positif dan membangun, Terimakasih.