Selamat datang di SATMABHARA

Cari tahu siapa kami yang hanya satu-satunya di Indonesia dan mungkin di dunia. Sebuah salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) kewiraan di Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Mitra kepolisian mengemban tanggung jawab mengabdi pada masyarakat.

STRUKTUR JABATAN

Suatu organisasi dapat berdiri dengan kokoh dengan pilar-pilar penyangga yaitu struktural jabatan yang kuat pula.

Kita muda, kita yang berkarya

Rubrik "Muda" berisi mengenai banyak artikel berhubungan dengan anak muda, karena kami SATMABHARA adalah mahasiswa yang sedang menimba ilmu di IST AKPRIND juga.

GOES TO SCHOOL

Sebagai salah satu pengabdian pada masyarakat, SATMABHARA memiliki agenda rutin untuk melakukan penyuluhan anti narkoba dan sex bebas di sekolah-sekolah di DIY.

Penerimaan Calon Anggota 2012

Kembangkan SOFTSKILLmu bersama kami. Bergabunglah dengan kami dan cari tahu apa saja yang akan kalian dapatkan di SATMABHARA.

Sabtu, 07 Maret 2009

Kesulitan Bergaul

Ada beberapa hal yang menghambat usaha kita untuk mengatasi kesulitan dalam bergaul, antara lain:

1. Arogansi tersembunyi
Ini biasanya sangat halus bahkan kita sendiri kurang menyadarinya. Namun demikian ada bentuk-bentuk riil yang bisa mewakili, misalnya kita menolak untuk bertanya kepada orang lain lebih dulu dengan alasan "untuk apa", menolak berjabat tangan lebih dulu, dan seterusnya. Meski ini adalah hak kita, tetapi kalau yang kita inginkan adalah menjalin pergaulan, maka kita perlu menggantinya dengan yang lebih friendly.

Selain arogansi tersembunyi ini, ada juga yang bisa kita sebut dengan istilah "terlalu pasif". Kita memang tidak memiliki alasan "untuk apa" yang bernada mengangkat diri kita di atas orang lain, tetapi kita terlalu pasif, misalnya menunggu ditanya lebih dulu, menunggu diajak berjabat tangan lebih dulu, menunggu disapa lebih dulu, menunggu diajak senyum lebih dulu, dan seterusnya. Dua hal ini bisa mengganggu pergaulan.

2. Terlalu memikirkan diri sendiri
Ini bisa mengganggu kelancaraan saat sedang berbicara / berdialog dengan orang lain. Ketika sedang berbicara dengan orang lain, jangan memikirkan bagaimana sepatu anda, bagaimana rambut anda, bagaimana cara duduk anda, bagaimana seluler anda, dan seterusnya. Atau juga jangan mengembangkan asumsi seperti misalnya: bagaimana orang lain menilai kostum saya, dan sejumlah "bagaimana" yang lain. Ini kerap bisa membuat konsentrasi anda bukan pada pembicaraan, tetapi kepada diri sendiri. Kalau Anda sedikit-sedikit melihat ke diri sendiri, mungkin anda akan kehilangan momen untuk menghangatkan suasana. Jadi, fokuskan pada bagaimana menciptakan suasana supaya bisa menjadi hidup, bukan memikirkan diri sendiri.

3. Terlalu banyak menilai orang lain (jugdmental)
Menilai itu tahapan berikutnya. Untuk membuka pintu pergaulan, nomorduakan itu. Atau juga, simpan dulu di batin anda. Terlalu cepat menghakimi orang lain bisa mengganggu kelancaran usaha dalam membuka pergaulan. Yang lebih dibutuhkan di sini adalah kemampuan memunculkan asumsi bahwa semua orang itu punya sisi positif dan juga punya sisi negatif. Asumsi ini akan banyak membantu dalam melancarkan urusan pergaulan. Ada sebuah pepatah yang mengingatkan kita begini: "Kalau Anda menginginkan orang yang sempurna seperti yang Anda inginkan, sebaiknya Anda hidup seorang diri dengan mengunci kamar"

4. Terpenjara oleh pemahaman sempit dan mempersempit
Sadar atau tidak, seringkali kita menciptakan pemahaman yang mempersempit hidup kita sendiri. Ini biasanya terkait dengan urusan agama, suku, ras, almamater, status sosial, status pendidikan, dan lain-lain. Meski jarang kita ucapkan tetapi dalam prakteknya kerap kita jalankan. Kita merasa agak kurang sreg bergaul dengan lain agama, lain suku, lain almamater, lain status, dan seterusnya.
Memang ini hak kita juga tetapi bila dikaitkan dengan upaya mengatasi kesulitan pergaulan, ya hendaknya ini perlu kita pikirkan ulang. Jangan-jangan hanya karena kita punya pemahaman yang sempit lalu hidup kita menjadi sempit. Dunia ini sebetulnya tidak mempersempit kita. Tetapi karena kita punya pemahaman yang sempit tentang dunia, akhirnya dunia kita menjadi sempit.

5. Masalah kejiwaan yang umum
Ada sejumlah masalah kejiwaan umum yang juga kerap menghambat pergaulan, seperti misalnya kurang pede, malu tanpa alasan yang jelas, minder, takut, cepat ngambek, sering terjadi konflik dengan orang lain, dan lain-lain. Ada banyak tip yang bisa kita baca dari berbagai sumber untuk mengatasi masalah ini. Namun begitu, ada satu kata kunci yang tidak bisa ditinggalkan, yaitu: menghilangkannya dengan cara mempraktekkan (learning by doing), belajar memperbaiki diri dari praktek yang kita lakukan.
Keberanian Anda dalam bergaul akan membaik apabila Anda terus mempraktekkan pergaulan. Kepercayaan diri Anda akan tumbuh membaik bukan karena Anda banyak tahu tentang tip pergaulan tetapi karena Anda banyak latihan bergaul (practicing). Tip, strategi atau pengetahuan itu dibutuhkan pada saat Anda sedang mempraktekkan, bukan sedang memikirkan.
Hal lain yang tak kalah pentingnya untuk diingat juga adalah mencampur adukkan antara pergaulan dengan kepentingan lain, katakanlah di sini misalnya kepentingan bisnis. Untuk orang tertentu pada keadaan tertentu dengan konteks tertentu dan pada level keakraban tertentu, terkadang bisa menganggu kalau kita bergaul tetapi tujuan kita adalah ingin memasarkan produk.

Ini memang tidak mutlak dan terkadang lebih banyak terkait dengan persoalan cara dan level keakraban. Berdasarkan omongan orang yang sering saya dengar, orang agak merasa terganggu dengan model pergaulan yang keakrabannya belum begitu mendalam tetapi sudah bicara menawarkan produk dengan cara yang agresif. Jika Anda harus melakukannya juga, tempuhlah cara yang paling asertif (sopan, tidak bernada "memaksa", didukung dengan alasan yang kuat).

Solusi yang bisa Anda lakukan
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah kesulitan bergaul ini, antara lain:

1. Melatih kepedulian
Kepedulian itu bentuknya bermacam-macam dari mulai yang paling ringan bisa kita lakukan sampai ke yang paling berat. Ini misalnya adalah showing interest (menunjukkan ketertarikan) pada kehidupan orang lain, bisa diajak berbicara tentang apa yang penting menurut orang lain, memberikan alasan pada orang lain bahwa Anda tidak berada di pulau yang berbeda dengan mereka, dan seterusnya. Di sini berarti Anda perlu meningkatkan wawasan yang terkait dengan beberapa topik utama di lingkungan Anda.
Meskipun showing interest itu gratis tetapi kalau untuk kepentingan mengatasi masalah kesulitan bergaul, biasanya berperan sangat penting. Untuk selanjutnya, bentuk kepedulian ini bisa Anda tingkatkan, misalnya melibatkan diri pada aktivitas bersama dengan orang lain, memainkan peranan yang bermanfaat bagi orang lain, memberi bantuan pada orang lain yang membutuhkan anda, dan seterusnya. Intinya, jangan sampai kita menyalahkan model kepribadian yang kita miliki seiring dengan serangkaian kesulitan bergaul yang kita alami sementara kita sendiri jarang menunjukkan ketertarikan pada topik atau hal yang menarik buat orang lain. Kita merasa hidup di pulau yang jauh dengan orang lain.

2. Fokuskan pada pengembangan dialog dan suasana
Seperti yang sudah kita bahas di muka, terlalu memikirkan diri sendiri dan terlalu membuat penilaian atas orang lain pada saat pembicaraan berlangsung, ini bisa mengganggu suasana. Karena itu, fokuskan pada suasana, topik pembicaraan, dan kehangatan dialog. Bagaimana caranya? Di antaranya adalah: a) mengajukan pertanyaan yang bisa kita pelajari dengan menggunakan kaidah 5W1H (what, where, who, why, when, dan how), b) mendengarkan dan mengungkapkan, c) memunculkan humor atau guyonan yang mendukung dan sesuai kebutuhan.

3. Menghormati "privacy" orang lain
Ada beberapa hal tentang orang lain yang membuatnya akan lebih suka kalau kita ketahui, tetapi juga ada beberapa hal tentang orang lain yang akan membuatnya tidak nyaman kalau kita ketahui. Hal-hal tentang orang lain yang membuatnya tidak nyaman kalau kita ketahui inilah yang saya maksudkan dengan privacy. Biasanya yang kedua ini adalah masalah-masalah yang sangat pribadi.
Setiap orang itu biasanya memiliki tiga wilayah kehidupan. Pertama adalah wilayah publik (diketahui secara umum, misalnya tinggal di mana, sekolah di mana, dst), kedua, wilayah privat (diketahui hanya oleh orang yang dekat, pacarnya siapa, musuhnya siapa, dst), dan ketiga adalah wilayah pribadi (tidak ingin diketahui oleh siapapun kecuali dirinya atau suami-istrinya). Untuk kepentingan kelancaran bergaul, akan lebih OK kalau kita memfokuskan diri untuk mengetahui hal-hal yang memang orang lain merasa nyaman untuk diketahui (wilayah publik) dan melupakan apa saja yang membuat orang lain merasa tidak nyaman bila diketahui (wilayah pribadi)

4. Lihat orang lain yang lebih berhasil
Pergaulan itu erat kaitannya dengan seni (the art) atau permainan, (playing the game) tentang bagaimana menjalin hubungan dengan orang lain. Karena seni, maka gayanya berbeda-beda dan ini tidak terkait dengan apakah anda orang yang tipenya banyak ngomong atau sedikit ngomong. Dan, dalam seni permainan, biasanya ada dua hal yang mendasar, yaitu: a) bagaimana anda mengontrol emosi, b) bagaimana anda mengimbangi emosi orang lain.
Dua hal ini memang agak sulit kalau dijelaskan dengan kata-kata. Akan lebih cepat bisa anda pahami dengan melihat bagaimana orang lain yang secara prestasi di atas Anda menjaga hubungan. Mereka yang telah berhasil menjaga hubungan sampai bertahun-tahun, umumnya sudah memiliki kematangan emosi yang lebih bagus. Ini bukan berarti mereka tidak pernah konflik, gap, berbeda pendapat dan lain-lain, tetapi karena mereka sudah tahu bagaimana bermain-main dengan emosi. Karena itu, ada hal-hal yang ditanggapi dengan diam, dengan bicara, dengan ketawa, dengan biasa-biasa, dengan humor, dan lain-lain.
Kalau Anda kesulitan mencari contoh, lihatlah bagaiman orang tua kita yang telah bertahun-tahun mempertahankan hubungan dalam membina keluarga. Secara umum bisa kita lihat bahwa kecanggihannya dalam memainkan emosi terletak pada kemampuannya untuk tidak "meng-ekstrim-kan" sesuatu yang berpotensi akan mengacaukan keadaan atau hubungan. Untuk mencapai kemampuan ini memang perlu latihan dan ini tidak terkait langsung dengan umur tetapi terkait dengan pengalaman hidup (life experiencing).

5. Tingkatkan prestasi Anda
Ini adalah kunci untuk mengatasi masalah-masalah kejiwaan umum itu. Semakin banyak hal-hal positif yang bisa Anda realisasikan dari diri Anda, maka semakin baguslah Anda merasakan diri anda. Bagaimana kita merasakan diri kita akan terkait dengan bagaimana kita berhadapan dengan orang lain. Karena itu, menurut teori kesehatan mental, orang yang sedang depresi (punya perasaan negatif terhadap diri sendiri, orang lain, keadaan atau Tuhan) tidak bisa membangun hubungan dengan orang lain secara positif dan konstruktif.

Semua yang kita bahas di sini adalah tahap awal untuk mengatasi kesulitan bergaul. Silahkan Anda mengembangkan sendiri dari praktek langsung. Selamat mencoba!! Sumber :Oleh : Ubaydillah, AN
Jakarta, 11 Oktober 2006

Berpakaian dalam Wawancara

Beberapa perusahaan memiliki peraturan atau "kebiasaan" berpakaian secara formal, tetapi ada juga yang semi formal, atau bahkan ada yang bebas. Hal ini penting, agar Anda tidak dilihat sebagai "orang aneh', disesuaikan dengan posisi yang akan dilamar. Bagi pelamar pria disarankan menggunakan kemeja lengan panjang dan berdasi, tidak perlu menggunakan jas. Berpakaian rapi dan bersih, tidak kusut. Hal ini memberi kesan bahwa Anda menghargai wawancara ini.
Berpakaian dengan warna yang tidak terlalu menyolok (mis. mengkilap, ngejreng).
Bagi pelamar wanita berpakaian yang tidak terlalu ketat (rok bawah, kancing baju atasan).
Berpakaian dengan desain yang simpel (tidak telalu banyak pernik-pernik, toh ini bukan acara pesta).
Tidak berlebihan dalam menggunakan wewangian dan perhiasan.

Sikap Percaya Diri


Ada banyak orang yang hidup bagaikan kepompong. Tidak tahu apa yang harus diperbuat dengan masa depan hidupnya. Mereka tidak mempunyai konsep diri yang jelas, sehingga ia merasa sendirian, gelap dan menakutkan. Padahal semua kepompong mempunyai potensi (potential within) untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik.
Kepompong terlalu cepat menghukum dirinya sendiri, ia tidak tahu bahwa dia harus mengalami transformasi untuk menjadi kupu-kupu yang cantik.
Kita semua bukanlah kepompong. Kita semua tahu, suatu saat kita akan menjadi "kupu-kupu" yang cantik. Bukankah kita semua sudah dilengkapi dengan potensi diri masing-masing? Yang kita perlukan sekarang adalah secara aktif masuk dalam proses "transformasi diri" yang sebenarnya sangat terbuka dengan berbagai macam kemungkinan. Jangan cepat menganggap Anda sendirian, gelap dan takut dengan apa yang Anda hadapi sekarang ini. Itu semua adalah bagian dari proses transformasi yang sedang Anda jalani. Percayalah.

Rabu, 21 Januari 2009

Sarana Komunikasi

Puji syukur, kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Blog dan WEB Satuan Mahasiswa BhayangkaraInstitut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

Publikasi WEB ini, kami harapkan dapat bermanfaat dalam menjalin Silaturahmi Anggota maupun Dewan Purnabhakti Satuan Mahasiswa Bhayangkara dimanapun bertugas.

Kami juga mengucapkan Terima Kasih kepada semua anggota Satuan Mahasiswa Bhayangkara, bapak-bapak dan ibu-ibu dari Kepolisian DIY, Pimpinan Instutut yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing kami sehingga kami mampu menjalani hari-hari menjadi anggota Satuan Mahasiswa Bhayangkara Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

Sungguhpun demikian ibarat “Tidak ada gading yang tak retak” pasti ada juga kekurangannya. Oleh karena itu segala kritik maupun saran yang bersifat perbaikan akan diterima dengan hati terbuka, dengan iringan Terima Kasih.

LitBang Satmabhara

Minggu, 18 Januari 2009

STRUKTUR SATMABHARA


Pelindung :
Tuhan Yang Maha Esa
Rektor Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta

Pembina : Ir. Miftahussalam, MT.
Pembimbing : SIGIT PRIYAMBODO, ST,. MT
1. Staf inti SATMABHARA adalah :
      a. Kepala Satuan.      b. Wakil Kepala Satuan.
      c. Komandan Provost dan Pengamanan
      d. Wakil Komandan Provost dan Pengamanan
      e. Kepala Urusan Intelijen dan keamanan
      f. Kepala Urusan Operasional
      g. Kepala Urusan Administrasi & perlengkapan
      h. Kepala Urusan Penelitian & Pengembangan
      i. Komandan TIMSAR
      j. Komandan Markas
      k. Kepala Unit NARKOBA
      l. Komandan JASTAR
      m. Anggota Aktif

2. Pejabat Staf :
      a. Urusan INTELKAM
      
     1) Kepala Unit Intelijen.
           2) Kepala Unit Keamanan.

      b. Urusan Operasional.
      
     1) Kepala Unit Operasional.
           2) Kepala Unit Bina Mitra.

3) Kepala Unit Bimbingan Jasmani & Rohani.
      a. Urusan Administrasi & Logistik.
      
         1) Kepala Unit Keuangan.
               2) Kepala Unit Tata Usaha.
               3) Kepala Unit Perlengkapan.

      b. Urusan Penelitian & Pengembangan.
      
          1) Kepala Unit Penelitian.
                2) Kepala Unit Pengembangan.

Sabtu, 17 Januari 2009

Lambang SATMABHARA


LAMBANG SATMABHARA bernama Jnanadharma Setya Wiratama yang berarti Satmabhara adalah mahasiswa / wirautama yang mengabdikan Ilmu untuk masyarakat. Lambang yang dimiliki Satmabhara memiliki kesamaan dengan Rastra Sewa Kottama yang dimiliki oleh Kepolisian namun terdapat perbedaan.
Prinsip-prinsip yang terdapat didalam lambang tersebut hendaknya dijadikan patokan / landasan yang dimiliki oleh setiap anggota SATMABHARA dalam menjalankan pengabdian kepada masyarakat. Prinsip itu diwujudkan dalam bentuk logo dengan rincian makna :

  1. Perisai bermakna pelindung rakyat dan negara.
  2. Tiang dan nyala obor bermakna semangat yang terus menyala yang harus dimiliki oleh anggota didalam menjalankan tugas disaat senang atau susah.
  3. Penerangan juga bermakna penyadaran hati nurani masyarakat agar selalu sadar akan perlunya kondisi kamtibmas yang mantap.
  4. Ujung api yang berjumlah 3 buah adalah makna dasar yang harus dimiliki oleh setiap anggota dalam mengabdi yaitu Iman, Ilmu dan Amal. Bahwa yang harus dimiliki terlebih dahulu adalah adanya Iman kepada Tuhan YME, dengan Iman diharapkan setiap apa yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan oleh individu tersebut kepada Tuhan, kemudian Ilmu yaitu sebagai mahasiswa harus memiliki Ilmu pengetahuan dan pengalaman guna membimbing masyarakat menuju keadaaan yang benar, setelah ilmu dimiliki kemudian ilmu tersebut diamalkan kepada masyarakat kembali.
  5. Pancaran obor bermakna semangat yang dimiliki anggota SATMABHARA harus dipancarkan ke segala arah demi kemaslahatan ummat.
  6. Pentagon bermakna bahwa SATMAHARA merupakan salah satu Institusi yang berada dibawah Institusi pendidikan dan Keilmuan.
  7. Buku bermakna bahwa Anggota SATMABHARA adalah orang-oranmg yang tidak kenal lelah dalam menuntut Ilmu demi kemajuan Bangsa dan Negara Indonesia.
  8. Tangkai padi dan kapas menggambarkan cita-cita bangsa menuju kehidupan adil dan makmur.
  9. 3 bintang di atas logo bernama Tri Brata adalah pedoman hidup Polri yang juga menjadi pedoman hidup SAT MABHARA.
  10.  Pita yang bertulisan JNANADHARMA SETYA WIRATAMA adalah pedoman hidup SATMABHARA yang berarti ilmu untuk diabdikan adalah janji seorang wira utama atau mahasiswa sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi.
  11. Warna kuning keemasan perlambang kebesaran jiwa dan keagungan hati nurani segenap anggota SATMABHARA.

Pendidikan SATMABHARA



Lembaga pendidikan dan Latihan SATMABHARA di ibaratkan sebagai kawah condro dimuko atau dapur tempat penggodokan terhadap para calon Anggota SATMABHARA, maupun Anggota SATMABHARA untuk menentukan jenjang karier selanjutnya. Pendidikan dan Latihan SATMABHARA dilakukan disela – sela waktu kuliah, yang mana Pendidikan dan Latihan ini dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu :

  1. DIKTUKMABHARA (Pendidikan & Pembentukan Mahasiswa Bhayangkara)
  2. DIKSAR (Pendidikan Dasar)
  3. DIKJUT (Pendidikan Lanjut)